Rabu, Januari 06, 2016

Dibalik #JikaMaka

Jodoh di tangan Tuhan, begitulah kira-kira kata pepatah lama yang gak tau udah berapa lama, tetapi

Ya walaupun jodoh di tangan Tuhan tapi ada banyak cara untuk menjemput jodoh yang ada di genggaman Tuhan seperti kata 2 sejoli di atas yang tidak mengenal sama sekali sebelumnya. Mereka bisa saling mengenal dan bertemu karena retweetan gue yang sedang memainkan permainan #JikaMaka.
Apa itu #JikaMaka ? #JikaMaka adalah permainan sambung kalimat yang biasa gue mainkan jika sedang outbond, seperti pada acara #PertemuanRahasia 21 Oktober 2015 lalu di Taman Menteng. Gimana sih cara main #JikaMaka ini? mainnya gampang banget. Caranya membuat kalimat bebas yang berawalan kata "Jika" untung yang berjenis kelamin laki-laki dan untuk yang berjenis kelamin perempuan tinggal membuat kalimat dengan berawalan kata "maka" jika sudah gue akan memilih secara acak mana yang kira kira bisa nyambung menjadi satu kalimat baru dari kedua kalimat tersebut, jika nyambung ya jadilah seperti gambar diatas, 2 orang yang tidak saling mengenal bisa dipertemukan oleh kalimat yang mereka buat sendiri. lalu setelah itu


Caranya biar bersama kalo udah ketemu gimana? ya


Dari hashtag ini banyak hal yg bikin perasaan jadi gundah gulana karena malah jadi kalimat yang sendu, ada yang jadi lucu, malah banyak yang ga nyambung, tapi tenang

Gimana seru kan? nih gue kasih liat beberapa kalimat dari beberapa pasangan yang mudah mudahan bisa berlanjut nyambung bukan cuma hanya kalimatnya. Gue mulai dari yang malah bikin perasaan luluh lantak pengen dengerin lagu bruno mars when i was your man sambil nutupin muka pake bantal.

mungkin pergi adalah solusi terbaik


mantan selalu siap sedia menerimamu kembali

tinggal udah tinggalin!!!

perihal rindu yang selalu begitu

sebuah pengandaian dan penyesalan, maaf semua terlambat

im going back to the start~

aku berhenti berharap, dan menunggu datang gelap~

entah sampai kapan~

rindu, rindu dan rindu

gue mau nangis aja sumpah kalo begini

dibalik kesulitan selalu ada kemudahan tak terkecuali, rindu

Selain mahluk-mahluk yang selalu berkutat dengan rindu dan masa lalu, ternyata banyak juga yang sedang kasmaran loh seperti orang orang dibawah ini

dosa dosa deh

iya tererah

kemudian angin bertiup, musik mengalun~

bawa aku mas bawa~

perihal mencintai, tak ada kata letih jika sudah memulai

kalo kalian jadi kita terus gue jadi apaaaaaa

cinta sih cinta bae bae kelelep

karena jatuh cinta tak mengenal apapun

Sekarang mau liat apa lagi? yang ngebet punya pacar? yang menghalalkan cara apa pun untuk modus? nih gue kasih

gesek aku bang gesek~~~~~

jadi pengen doa mulu gue

kalo dapet pacar semudah ini? pacar gue udah sekantong

tiap hari gue ngecas dah kalo perlu casan gue cas juga

hey its rhyme

ya Allah gyini amat mau kenalan aja

ayo rajin ngesen kiri ayo

wanita idaman kiki

Yang terakhir ini adalah yang paling ga jelas tapi ngeselin nih nih nih

bener bener adil, keluarga sendiri dibegal

teruntuk para wota

pasangan yang nga akan pernah bersatu nih

udah kentut baru ijin, manusia sekarang memang~

INI BENER BANGET, life guide

mahasiswa mana suaranya~~~

ganteng adalah kunci

Udah ah segitu dulu ya cerita dibalik #JikaMaka dan keseruannya yang ga seru seru banget. Maaf juga kalo timeline kalian penuh retweetan dan lain lain, niat gue cuma satu biar kita semakin seru main twitternya dan dapat banyak kenala, teman, dan pasangan eh pasangannya jangan banyak deng. Pesan terakhir


Dan jangan kecewa karena


dan gue doain



karena


 dan ingat intinya adala


pesan terakhir dariku adalah



Sampai Jumpa dilain kesempatan~




oiya semua skrinsut ini tanpa editan ya cuma di croping aja, kalo bisa pada heran bisa nyambung gitu kalimatnyaitu karena retweetan gue yang pas

Jumat, Januari 01, 2016

Bersikap Atau Berdebat



“kamu kemana sih sayang kok aku telponin ga diangkat, aku kangen tau”

Sebuah pesan singkat masuk dalam inbox message wanita yang sudah 6 bulan aku pacari tidak sengaja terbaca oleh ku karena muncul tiba-tiba di notif bar ketika aku baru saja akan mematikan layar sehabis melihat jam.  Bukan, itu bukan pesan dariku. Bukan namaku yang tertulis pada display nama kontak pesan tersebut, melainkan sebuah nama yang tidak asing bagiku. Nama yang sering dia sebut sebagai teman dekatnya. Namanya yang sering dia ceritakan ini itu kepadaku. Nama yang selalu dia sebut jika aku bertanya pergi dengan siapa, yang selalu aku sambut dengan kalimat “yasudah”. Nama yang mebuatku tidak berpikir macam macam jika mereka sedang bersama.

“ini apa?” aku menyodorkan layar handphone tepat di depan wajahnya. Suasana hening pun tercipta seketika. Bahkan degup jantung wanita dihadapanku ini terdengar jelas di telingaku. Raut wajahnya berubah seketika setelah kira kira 5 detik aku menyodorkan handphone tepat di wajahnya. Pucat, itu yang terlihat. Sementara itu aku juga masih terdiam berpikir apa yg akan terjadi selanjutnya.

Dalam keadaan seperti ini ada dua kemungkinan skenario yang akan dia mainkan. Yang pertama akan diawali dengan kalimat “kamu apa-apaan buka buka hp aku? Ini privasi tau” lalu diteruskan dengan ocehan penuh amarah dan menjadikan aku subjek utama untuk berkelit dari kesalahannya. Atau skenario yang kedua yang mungkin terjadi adalah diawali dengan kalimat “aku bisa jelasin semua” sebuah jawaban yang bukan merupakan sebuah penyelesaian, melainkan awal dari rangkaian alasan untuk menguatkan opini yang selama ini ia dianggap benar.

Lamunan ku buyar begitu saja ketika perlahan suara “aku bisa jelasin semuanya” merambat masuk ke telingaku. “silahkan” jawabku singkat. Seperti dugaanku sebelumnya, yang terjadi hanya penjelasan yang berisikan alasan ini, itu, kenapa, dan bagaimana sambil diselingin dengan suara isak tangis penyesalan, entah menyesal karena kesalahannya atau menyesesal karena kurang hati hati sehingga terbongkar semuanya.
Seperti manusia normal pada umumnya, aku pun tidak terima dengan semua alasan tersebut.

Kodrat manusia selalu tidak mau kalah apalagi kalau dirinya merasa dirugikan. Setiap alasan yang terucap olehnya langsung aku sambut dengan sanggahan penuh emosi. Alasan bertemu dengan logika ‘seharusnya’  sama sekali bukan perpaduan yang akan menghasilkan suatu penyelesaian.  Perdebatan hebat saling menguatkan pendapat dan alasan masing masing makin memperkeruh masalah bukan menjernihkan.  Emosi, kamu menang malam ini.
………..
“kamu kenapa diam aja? Jam berapa?” aku menoleh perlahan kearah sumber suara tersebut. Ke arah wanita yang sejak 15 menit lalu menanyakan waktu saat ini. Bayangan pertengkaran hebat mengisi pikiranku 15 menit lamanya setelah apa yang aku lihat sebelumnya, kenyataan bahwa aku bukanlah satu satunya.

Pertengkaran yang dalam sekejap bisa merusak segala rencana liburan kami yang sudah lama kami siapkan atau mungkin bisa lebih buruk lagi yang akan terjadi. Suara gesekan roda besi dan rel yang sesekali diiringi suara hentakan suspensi gerbong kereta tujuan solo balapan semakin menyadarkanku dari segala gejolak yang berkumpul di limbic, bagian otak tempat semua perasaan diolah. 

Sepasang bola mata yang sedari tadi memandangiku heran karena tak juga kunjung mendapat jawaban dari pertanyaan sebelumnya menyempurnakan kesadaranku. senyum tipis seraya mengucap “jam setengah 2” aku lakukan begitu saja, bukan ucapan “ini apa” sambil menyodorkan handphone tepat di wajahnya seperti yang tadi aku lakukan di pikiranku. Wajah teduh dan tenang tersaji begitu saja di wajah perempuan disampingku ini setelah mendengar jawaban yang dia inginkan sejak awal dan kembali merebahkan kepalanya di pundakku.

Menghancurkan impian seseorang demi mendapat kepuasan akan jawaban dari pertanya pertanyan kenapa dan bagaimana bukanlah cerminan seorang manusia seutuhnya.  Diam dan menentukan sikap jauh lebih baik daripada berdebat hanya untuk mendengarkan penjelasan yang isinya hanya alasan bukan penyelesaian.