“Tididit tididit tdidit” suara paling menggangu seluruh
orang di dunia ini. Suara yang selalu hadir di pagi hari ketika seluruh umat
manusia sedang asik meraih mimpinya, tidur. Aku berusaha membuka mataku
perlahan, melawan sinar matahari yang masuk dari jendela, menembus kain hordeng
tipis yang entah berapa kali dalam sehari dicuci oleh assisten rumah tanggaku,
karena tampak selalu putih dan bersih tanpa noda. Tanganku mencari sumber suara
penggangu salah satu nikmat manusia di dunia dan lekas mematikan fitur
menyebalkan itu.
Masih di tempat yang sama, aku berpikir bagaimana caranya
aku pagi ini bisa terbaring di kamarku, sedangkan seingatku, aku mabuk berat
semalam. Yang aku ingat aku terbaring menatap langit penuh bintang di helipad
salah satu hotel berbintang di Jakarta, yang namanya pun aku tidak ingat. Aku berusaha
merunut kejadian demi kejadian tapi, tak juga berhasil. Ingatanku terus
memunculkan gambaran-gambaran kejadian beberapa hari lalu, ketika Rae pulang
duluan saat pesta ulang tahunku. Ya, rae tampak tidak nyaman dan akhinya
memutuskan untuk pulang. Aku tahu dari raut wajahnya ketika aku harus bersikap
baik dan bahagia ketika salah satu anak pemilik resto tempat aku melangsungkan
acara, datang tiba-tiba. Aku yakin, orang tuanya yang duduk di meja paling
pojok yang memberitahu tentang acara itu, karena sudah lama dia tertarik
denganku, itu yang aku tau.
“Lucu juga” aku tersenyum tipis sambil melipat kedua
tanganku ke atas dan menggunakannya sebagai bantalan kepala. Wajah kesal rae
masih tergambar jelas, dan kesalahpahaman itu beberapa hari lalu membuatku gila,
tapi pagi ini, semua mejadi lucu. Kejadian ditambah waktu adalah komedi
kehidupan, dan itu benar adanya. kejadian ditambah waktu adalah rindu.
“Apa aku telpon saja?” aku bergumam pelan. Sejak kejadian
itu, aku tidak pernah lagi bertemu Rae, mendengar kabarnya pun tidak. Aku pun
belum menghubunginya sama sekali, aku hanya menyesal dan merasa bersalah, namun
tidak mengungkapkannya, hanya memendam dan gila sendirian. Aku lebih baik
dihadapkan dengan awan cumulonimbus atau badai petir dalam kabin pesawat Air
Force One berisikan presiden amerika dan staffnya daripada berurusan dengan
masalah seperti ini.
Aku mengetik nama Rae di handphone dan memencet tombol
virtual berwarna hijau. Entah setan apa yang pagi ini merasukiku sehingga aku
punya keberanian untuk melakukan hal ini. Nada demi nada “tutt” terdengar
sampai akhinya suara perempuan terdengar “nomer yang anda tuju sedang sibuk,
silahkan coba beberapa saat lagi.”
Entah raja jin darimana sekarang yang merasuki diriku sampai
aku berucap “Baiklah aku coba sekali lagi” setelah mendengar suara mesin
penjawab yang merespon dan kembali memencet tombol virtual berwarna hijau. Nada
demi nada “tutt” kembali terdengar kembali dan lagi-lagi suara perempuan yang
terdengar “nomer yang anda tuju sedang sibuk menunggu telpon captain aaron, hai
capt” aku kaget, suara template mesin penjawab telpon tidak seharusnya begitu. Aku
terdiam beberapa saat dan kemudian menjauhkan handphone dari telinga dan
melihat layarnya untuk memastikan tersambung atau tidaknya panggilan telpon
kali ini. “tersambung, tersambung” aku berteriak kegirangan dan kembali
meletakan handpohe di telinga.
“Halo Rae, sepagi ini kamu sudah berani mengusikku ya”
“Hahaha, sepertinya aku menciuma bau-bau kebahagian pada
pagi harimu ini capt, apakah itu karena kamu mendengar suaraku? Sampai harus
berteriak tersambung-tersambung”
“Diam Rae, jangan terus menggodaku. Butuh keberanian dan
tekad untuk aku menelponmu”
“Memangnya ada apa capt?”
“Ada yang harus aku bicarakan denganmu Rae, bisakah kita
bertemu siang ini? Jikalau kamu sibuk, aku bisa ke kantormu, aku hanya butuh 5
menit untuk menjelaskan apa yang ingin aku jelaskan dan kamu tidak boleh
menolak permintaanku ini”
“Baiklah, capt. Kamu bisa datang ke kantoru hari ini pada saat jam makan siang. Maaf capt,
aku harus meeting sekarang. Sampai jumpa nanti siang, capt”
Telpon dimatikan sepihak oleh Rae tanpa sempat memberikan
aku kesempatan untuk mengucapkan salam perpisahan. Aku bergegas untuk mandi,
beranjak dari tempat tidur dengan semangat, untuk bertemu dengan Rae di
kantornya dan mejelaskan kesalahpaaman diantara kita dan meminta maaf. Baru beberapa
langah aku melangah aku kembali ke kasur dan mejawab handphone yang berdering keras,
karena aku pikir itu pasti dari Rae.
“Halo, capt. Maaf mengganggu pagi-pagi” suara lelaki diujung
telpon membuatku mejauhkan handphone beberapa centi dari telinga, kemudian
menaruhnya ditempat semula.
“Ya, ada apa?” jawabku malas.
“Pagi ini, jam 11, penerbangan dari Dubai”
“Segera urus segala persiapan, dan kabari aku secepatnya
mengenai update selanjutnya”
“Baik capt”
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
BalasHapusSaya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...